CERIA: Cerita Inspiratif Tentang Muslimah
February 3, 2012Artikel Terbaik Pena KaLAM : Keep the Passion of Writing!
February 15, 2012Dia tidak meminta bayaran,
Namun menciptakan banyak kebahagiaan.
Dia memperkaya mereka yang menerima,
Tanpa membuat melarat yang memberinya.
Dia terjadi hanya sekejap,
Namun kenangan tentangnya kadang-kadang selamanya.
Dia membuat nyaman tanpa membuai,
Bijak tanpa menggurui,
Sederhana tanpa membosankan.
Tak seorangpun mampu bertahan tanpanya,
Karena dia memberi istirahat untuk rasa letih,
Sinar terang untuk rasa putus asa,
Sinar mentari bagi kesedihan,
Dan penangkal alam bagi yang kesulitan.
Namun dia tidak bisa dibeli,
Dijual,
Atau dicuri,
Karena dia adalah sesuatu yang tak berguna sebelum diberikan kepada orang lain.
“Dia adalah senyuman”
Senyum terindah untuk saudaramu adalah sedekah… ^^
Pernah kalian melihat 2 ekspresi yang amat berbeda terjadi cuma dalam hitungan detik. Dampaknya pun berbeda.
Tadi pagi, aku tidak sengaja menyenggol ban belakang motor yang ada didepanku ketika motorku berhenti mendadak dilampu merah.
Biasa lah… jagoan sukanya ngebut2 hehe,
seketika pengendara didepanku meneoleh dengan muka yang seolah siap menerkam.
Oh no….(pikirku), seketika aku menyatukan kedua telapak tanganku dan mengangkatnya bertanda aku memohon maaf dengan sangat.
Dan seketika si pengendara motor tsb pun melemparkan senyumnya dan mengacungkan jempol seolah dia bilang “it’s ok bro”.
Hffff… leganya….
Hubungannya apa? Lalu nyambung ke… bagaimana ekspresi kita ketika berjumpa dengan saudara kita?
Setiap diantara kita tentu sering mengalami fluktuasi perasaan dan mungkin akan terjadi. Saat suasana hati teramat tidak baik, atau ada sesutu yang membutamu sulit tersenyum.. maka tersenyumlah… senyumlah… senyumlah….
Allah sangat suka dnegan hamba-Nya yang bersyukur. Dan salah satu ungkapan syukur adalah menampakkan kenikmatan yang Allah berikan padanya, yaitu wajah yang cerah dan berseri setiap bertemu saudaranya. Keberadaannya memperingan urusan saudaranya,bukan semakin memperberat.
Kebaikan pasti akan menghasilkan kebaikan. Jika kebaikan itu malah menghasilkan hal yang tidak baik, kita perlu melihat lagi proses penyampaian hal itu.
Dan sangat jelas tiap pribadi muslim adalah teladan.
Coba kita bayangkan, bagaimana orang-orang tertarik masuk KaLAM jika orang yang ditemuinya adalah orang-orang tua bermuka masam?
Ketika mungkin dia ditanya di akhirat: hey fulan kenapa kamu ga muasuk KaLAM? Si fulan menjawab”oh waktu itu aku ga mu Ya Allah karena kakak2nya serem-serem. Kayaknya mikirnya beraaaaaat banget. Aku ga mau ah ntr aku jg kayak mereka.:
Atau udah ada yang ingin daftar KaLAM, tapi tapi tapi ga jadi karena stigma2 terlalu tumisalnya: wah orang-orang KaLAM suka telat datang ke kampus… ga mau ah masuk Ka LAM ntr aku jg telatan juga,,,
Come on beb, apapun alasan yang kita berikaa, hal itu bukan masalah bagi mereka. Mereka tidak peduli dan memang tidak perlu tahu. Yang mereka tahu hanyalah “Sang Teladan harus Profesional” karena jangan sampai kita sendiri yang menjadi penghalang orang-orang ingin melakukan kebaikannya. J
Saat pagi menjelang tak banyak orang menyadari bahwa betapa banyak hal yang bisa mereka perbuat.
Namun saat saka matahari menyongsong ke barat banyak orang yang sadar akan pentingnya waktu yang terlewati.
Semua akan lebih bermanfaat bagi mereka yang yang menyadari.
Yang menghiraukan dan mempelajari dari sebuah yang telah terlewati sehingga menjadi kesempurnaan bagi yang menyadari sebelum semua tak tak dapat di perbaiki.
It’s magic
Sebuah arti yang tak tersempurnkan meski berjuta yang harus di tambatkan.
Tak ada sesuatu yang lebih dari kesamaan dan yang menjadikan sebuah perbedaan yang tersatu.
Hanya kenyamanan dan arti keselarasan yang yang maha daya.
Namun tak ada lagi yang lebih di atas rasa satu dan keselarasan itu.
Hingga tercipta waktu di saat ada sesuatu yang lebih dari semua yang sempurna di dunia ini.
Itu pun tak lebih hanya penghias dari sebuah yang tersatu.
tak terakhir sebelum semua berada ditempat yang sama dan tegur sapa bukan sebuah arti. Hanya perbuatan yang telah dilakukan lah yang menjadi pusat pemikiran.