Creativity in Health Professional Life
November 13, 2011Fiqh Kedokteran
January 12, 2012Banyak orang mencari berbagai cara agar mampu mendapatkan ketenangan hati. Karena ketidaktahuannya, tidak sedikit dari mereka yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan ketenangan hati tersebut. Pada akhirnya mereka terjerumus kepada hal-hal yang bertentangan dengan nilai yang diyakini oleh hati mereka sendiri. Tanpa disadari mereka hanya mendapatkan kesenangan sesaat yang merugikan. Contoh yang dewasa ini kerap muncul di sekitar kita seperti; minum obat terlarang (baca: narkotika), minum-minuman keras, hiburan malam dsb.
Apakah dengan melakukan hal-hal tadi hati akan tiba-tiba menjadi tenang? Tidak. Bahkan yang akan muncul adalah kegelisahan tak berujung. Mengapa? Allah SWT telah memberikan jawaban melalui firman-Nya. “Kemudian hatimu menjadi keras sesudah itu, sehingga seperti batu, malahan lebih keras lagi. Sebab ada batu-batu yang memancar sungai-sungai daripadanya, dan ada pula yang terbelah mengeluarkan air. Dan ada pula yang meluncur jatuh, karena takutnya kepada Allah. Dan Allah tiada lengah terhadap apa yang kamu lakukan”. (QS. Al-Baqarah [02]: 74).
Ali bin Abi Thalib RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Tiada satu hati pun kecuali memiliki awan, seperti awan menutupi bulan. Walaupun bulan bercahaya, tetapi karena hatinya ditutupi oleh awan. Ia menjadi gelap. Ketika awannya menyingkap, ia pun kembali bercahaya” (HR. Bukhari-Muslim). Jelas bahwa setiap manusia mempunyai kemampuan menata hati sesuai dengan apa yang diharapkannya. Hati akan menjadi bersih dan tenang jika dirinya mengizinkan untuk itu. Dan sebaliknya, hati akan galau dan kotor jika internal dirinya pun mengizinkan. Maka sebaik-baik manusia adalah yang mampu mengendalikan dan menata hati, pikiran, sikap dan tindakan yang baik.
Tahukah bahwa ketika kita ingin mendapatkan ketenangan hati, maka dekatilah Sang Pemilik dan Pemelihara hati sejati. Allahu Rabbul Izzati. Bukan melakukan sesuatu yang justru dapat menjauhkan diri kita dari-Nya. Seperti tertuang dalam perintah suci dari-Nya yang berbunyi “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Rad: 28).
Cara kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya bisa dengan melakukan beberapa hal; banyak beristighfar astaghfirullah aladziim, bertaubat yang merupakan realisasi dari introspeksi diri, berkumpul dengan orang-orang shalih, mengikuti taklim, membaca buku-buku motivasi dan banyak lagi hal-hal positif yang bisa kita lakukan dan bermanfaat daripada melakukan kesenangan sesaat yang sebenarnya membawa kita pada jurang kenistaan serta menjaga kelangsungan amal shalih.
Rasulullah SAW bersabda “beramallah semaksimal mungkin yang kamu mampu. Karena Allah, tidak akan bosan sebelum kamu bosan dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinu walaupun sedikit”. (HR. Bukhari)
Hilangkanlah stigma yang berlaku di lingkungan kita bahwa hanya orang-orang kuperlah yang tidak pernah mencicipi minuman keras, narkoba dan hiburan malam. Ingat bahwa ayat di atas mengajak kita untuk mendapatkan ketenangan hati yang hakiki. Yakni hati seorang hamba yang hanya terpaut pada pemilik hati sesungguhnya. Maka setelah itu temukanlah diri kita hadir sebagai sosok yang damai dan tenang. Insya Allah. Wallahualam bish shawab.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/01/18069/kunci-meraih-ketenangan-hati/#ixzz1jHi77niL