Tips Membunuh Waktu
January 20, 2012Rakernas FULDFK 2012, ‘Teramai’ sepanjang sejarah FULDFK
January 24, 2012Bismillahirrahmanirrahiim.
Berbagi Ibroh kuliah kejiwaan bagi teman2 aktivis pecinta syurga yang memang benar-benar rindu dengan syurga agar semakin cinta pada Allah, Rosululloh, dan cinta serta bersyukur dengan adanya petunjuk (Al-Qur’an)
Selamat membaca,,,(bagi yang mau… hehe)
Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yang salah tentang eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang cultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan. Dan waham ini merupakan penyakit jiwa dari keyakinan yang dipegang kuat yang ditemukan diantara orang – orang yang sehat. Jadi pikiran waham hanya dapat dimengerti atau dievaluasi dengan sedikitnya beberapa pengetahuan dari hubungan interpersonal pasien
Macam2 waham berdasar temanya…
Waham kejar, Wajar referensi, Waham rasa bersalah dan ketidakberhagaan, Waham nihilistic, Waham somatic, Waham cemburu, Waham Erotomania, Waham pengendalian, waham agama, dan waham kebesaran.
Ni tak jelasin dikit ya tentang waham agama dan waham kebesaran bagi yang mungkin belum dapet kuliahnya.
– Waham agama
Waham yang berisi nilai agama, lebih sering terjadi pada abad 19 daripada masa sekarang, agaknya mencerminkan bagian terbesar bahwa agama dijalankan dalam kehidupan orang – orang biasa di masa lalu. Suatu keyakinan agama yang tidak biasa dan dipegang dengan kuat ditemui antara anggota yang lain sebelum menentukan apakah ide – ide itu abnormal atau tidak.
– Waham kebesaran
Menunjukkan kepentingan, kemampuan, kekuatan, pengetahuan atau identitas yang berlebihan atau berhubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal.
Jika kita tilik kembali ke zaman Rasululloh sholallahu’alayhi wassalam dulu, berat sekali tugas Beliau untuk meyakinkan orang2 di sekitarnya… Tidak heran jika orang jahiliyah dulu sulit untuk menerima dan mempercayai Beliau karena beliau dianggap gangguan jiwa, nek sekarang namanya keren nya si ‘waham’ tadi, tepatnya waham agama dan mungkin plus waham kebesaran.
Oleh karena itu Allah berfirman, “Dengan karunia Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah orang gila” (QS. Al-Qolam: 2)
Jadi terbayang,,, belum tentu ketika kita hidup di zaman Rasululloh dulu… apakah kita termasuk orang yang beriman kepada Allah dan mempercayai Rasululloh…???
Beruntung ya,,, kita hidup di zaman yang sudah serba ada peraturannya dan sudah dibukukan dalam Al-Qur’an yang sudah otomatis dengan hidayah-Nya pula kita sekarang mempercayai hal itu, jadi bersyukulah kita sudah menjadi orang beriman secara otomatis.
Sekarang tinggal bagaimana kita menempatkan dan memahaminya agar kita bisa benar-benar diantar ke syurga-Nya…
Wallahu’alam bishshowab.